Di penghujung masa jabatannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden

Berita

Di penghujung masa jabatannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani aturan penting melarang penjualan atau impor kendaraan listrik (EV) asal China ke AS.

Kebijakan ini menjadi langkah terbaru pemerintahan AS dalam upaya melindungi keamanan data warga Negeri Paman Sam tersebut dari ancaman pihak asing.

Dilansir The Verge, Senin (20/1/2025), aturan ini berlaku untuk kendaraan EV model tahun 2027 dan 2029. Fokusnya adalah melarang impor perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) untuk kendaraan dari negara-negara seperti China dan Rusia.

Adapun aturan ini dirancang untuk melindungi data pengguna yang dikumpulkan melalui teknologi modern di kendaraan, seperti kamera, mikrofon, GPS, Wi-Fi, dan sistem satelit.

Menteri Perdanganan Gina Raimondo menekankan risiko besar dari akses pihak asing terhadap data-data yang dikumpulkan ini.

Pengumuman ini juga menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan produsen mobil listrik. Salah satunya ada Polestar, produsen EV dimiliki oleh Geely, perusahaan berbasis di China.

Kebijakan ini dikhawatirkan dapat menghalangi penjualan kendaraan Polestar di AS, atau membatalkan rencana pembangunan pabrik EV mereka di Carolina Selatan.

Kebijakan ini diambil di tengah perdagangan AS-China yang semakin meningkat. Pada 2024, pemerintahan Biden telah menaikkan tarif kendaraan listrik asal China dari 25 persen menjadi 100 persen untuk membendung ekspor semakin besar.

Bagi konsumen, kebijakan ini dapat berarti semakin sedikit pilihan kendaraan listrik di pasar AS. Selain itu, aturan tersebut juga dapat memengaruhi harga EV, kemungkinan akan semakin meningkat seiring berkurangnya kompetisi dari produsen asal China.

Sumber: liputan6.com

“browse feed & follow @otomtalk for more “

Di penghujung masa jabatannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani aturan penting melarang penjualan atau impor kendaraan listrik (EV) asal China ke AS.

Kebijakan ini menjadi langkah terbaru pemerintahan AS dalam upaya melindungi keamanan data warga Negeri Paman Sam tersebut dari ancaman pihak asing.

Dilansir The Verge, Senin (20/1/2025), aturan ini berlaku untuk kendaraan EV model tahun 2027 dan 2029. Fokusnya adalah melarang impor perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) untuk kendaraan dari negara-negara seperti China dan Rusia.

Adapun aturan ini dirancang untuk melindungi data pengguna yang dikumpulkan melalui teknologi modern di kendaraan, seperti kamera, mikrofon, GPS, Wi-Fi, dan sistem satelit.

Menteri Perdanganan Gina Raimondo menekankan risiko besar dari akses pihak asing terhadap data-data yang dikumpulkan ini.

Pengumuman ini juga menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan produsen mobil listrik. Salah satunya ada Polestar, produsen EV dimiliki oleh Geely, perusahaan berbasis di China.

Kebijakan ini dikhawatirkan dapat menghalangi penjualan kendaraan Polestar di AS, atau membatalkan rencana pembangunan pabrik EV mereka di Carolina Selatan.

Kebijakan ini diambil di tengah perdagangan AS-China yang semakin meningkat. Pada 2024, pemerintahan Biden telah menaikkan tarif kendaraan listrik asal China dari 25 persen menjadi 100 persen untuk membendung ekspor semakin besar.

Bagi konsumen, kebijakan ini dapat berarti semakin sedikit pilihan kendaraan listrik di pasar AS. Selain itu, aturan tersebut juga dapat memengaruhi harga EV, kemungkinan akan semakin meningkat seiring berkurangnya kompetisi dari produsen asal China.

 Sumber: liputan6.com

“browse feed & follow @otomtalk for more “

Browse berita / cerita / Tips Otomotif sesuai hashtags >> otomtalk berita mobil

Silakan cek berita dan update terbaru di menu HARI INI , link ada diatas
atau browse instagram @Otomtalk dibawah ini:

Kunjungi Sponsor kami Vespark Dealer Resmi Piaggio Vespa Medan SUMUT www.vesparkindo.com
dan dealer resmi MOGE Aprilia dan Moto Guzzi Motoplex di www.motoplexindo.com

Powered by Webhosting Terjamin